Jumat, 27 Januari 2012

HERMENEUTIKA

“ HERMENEUTIKA “
Oleh :       Pdt.  Robby Elisa , MA.
 “ Hermeneutika “, artinya, “ Ilmu menafsir ayau metode manafsir
1.  Meminimalisir subyektifitas.
2.  Pelajari kata-kata kuncunya.
3.  Lakukan beberapa rujukan silang.
4.  Cari keterangan dari tafsiran Alkitab.
Dari langkah-langkah yang di atas maka kita dapat menerapkan makna teks mula-mula bagi kehidupan jemaat Tuhan sekarang ini dalam konteks yang sebanding.
       I.                        EXEGESE.
Membuka, menggali, mengungkap, menjelaskan, membimbing
1.     Selidiki latar belakangnya.
2.     Selidiki konteksnya.
3.     Baca, baca, dan baca, berulang kali, berdoa, seksama, renungkan, imajinatif.
Langkah-langkah ainnya  :
1.     Observasi.
Mengumpulkan data-data yang akurat akan prinsip Kebenaran.
2.     Manafsir observasi.
Menafsir data-data yang telah di observasi.
3.     Aplikasi.
Kesimpulan dari data  dari yang sudah di observasi.
  II.                PRINSIP EXEGESE.
1.     Mencari sifat /karakter pribadi dari sebuah konteks.
2.     Menemukan keadaan situasi lingkungan.
3.     Mencari inti masalah.
4.     Mencari sebab atau mengapa peristiwa itu terjadi.
5.     Menyimpulkan.
6.     Penerapan pesan Alkitab yang diperoleh dari sebuah konteks, antara lain  :
v Kasih.
v Perintah.
v Janji.
v Teguran.
v Dll.
III.                SYARAT SEORANG PENAFSIR.
1.   Dia harus sudah lahir baru.
2.   Seorang penafsir harus mempunyai sikap motivasi yang benar :
v Dia harus mempunyai sikap seorang murid ( Yesaya 50 : 4 )
v Dia harus mempunyai iman ( Ibrani 11 : 1, 6 ).
v Dia harus rajin dan tekun menggali Firman Allah.
v  Dia harus mau diperlengkapi / dibekali.
3.   Dia harus selalu memohon pimpinan Roh Kudus.
IV.                BEBERAPA KESALAHAN, KEKELIRUAN DAN KELALAIAN SEORANG PENAFSIR ALKITAB.
1.     Tidak percaya bahwa Alkitab itu adalah kebenaran atau Firman Allah.
2.     Sering melalaikan bahasa aslinya.
3.     Terlalu banyak memberi perhatian / pengertian terhadap suku kata.
4.     Melalaikan konteks / perikop yang akan di tafsirkan.
5.     Kurang memperhatikan latar belakang.
6.     Jangan menggunakan Alkitab untuk tujuan pribadi.
7.     Penafsir yang kaku.
8.     Terlalu banyak berfantasi / imajinasi yang tak terkontrol.
9.     Kurang memperhatikan kalimat.
10.                        Tidak menggunakan akal sehat.
  V.                MEMPERLUAS PENERTIAN SEBUAH TAFSIRAN.
1.   Melihat konteks dari perikop yang akan kita tafsir.
v Konteks dekat
Ayat yang berhubungan di dalam sebuah konteks tersebut.
v Konteks jauh.
Ayat yang berhubungan sebelum dan sesudah konteks tersebut.
2.   Mempelajari kata-kata secara mendalam.
v Kata-kata dan istilah dalam Alkitab, tapi artinya berbeda dengan jaman sekarang.
v Kata-kata dalam Alkitab sangat bergantung pada kinteks.
v Ada kata-kata dalam Alkitab yang sepertinya bertentangan namun sebenarnya tidak bertentangan.
3.     Menafsir Alkitab dengan Akitab.
v Apapun kesukaran konteks dalam Alkitab jangan ada konsep sendiri.
                                                 Oleh :       Pdt.  Robby Elisa , MA.



MUSIK GEREJAWI

“ MUSIK GEREJAWI “
Efesusn5 : 18 – 20, Kolose 3 : 16.
Pengertian musik menurut Alkitab & peranannya dalam adalahibadah gereja Tuhan.
PENDAHULUAN
            Firman Tuhan dalam kitab Kejadian fsl 1 dan fsl 2, sangat jelas tertulis bahwa seluruh ciptan Tuhan adalah “ Sungguh amat baik “ ( It was very good )- Kejadian 1 : 31. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan “ bunyi dan suara “ ( Dia berfirman ). Bunyi atau suara telah ada sebelum ada terang. Bunyi atau suara itu kemudian dipakai untuk alat berkomunikasi agar dapat dimengerti. Bunyi atau suara ( Musik ) memiliki kuasa , memberi wujud , dan menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada.
            Musik ini sangat berperan, ia bagaikan “ Jantung “ dalam aspek kehidupan manusia, dan mempunyai kuasa atas roh, jiwa ( pikiran dan perasaan ), dan tubuh. Sebagai umat Tuhan yang telah di tebus oleh darah Yesus. Gereja Tuhan berkewajiban semaksimal mungkin untuk menggunakan musik untuk tujuan yang baik dengan cara yang baik untuk tujuan bagi keagungan dan kemuliaan Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus.
A. MUSIK SORGAWI DAN PENYIMPANGANNYA OLEH LUSIFER.
Berbicara soal musik ada hubungannya dengan Lusifer sebelum jatuh dalam dosa dan menjadi Iblis. Di kerajaan sorga, ia adalah  :
v Ahli dalam memainkan musik. ( Yesaya 14 : 11.
v Pemimpin malaikat dalam paduan suara untuk menyembah kepada Tuhan Allah. ( Yesaya 14 : 14, Bnd : Lukas 2 : 13, 14, Yesaya 6 : 1 – 3 ).
v Malaikat yang mulia, penuh hikmat dan maha indah, penjaga gunung Allah, malaikat kepercayaan Allah dengan kuasa yang bebas ( Yehezkiel 28 : 12 - 14 )
v Di buang keluar dari hadapan Tuhan Allah ( Yehezkiel 28 : 16, 17 ).
Nama Lusifer menurut konkordansi Alkitab dari Strong’s Exhaustive, berarti :
1.     Pembawa cahaya, Bintang fajar, Bintang Timur “  ( Alkitab Vulgata, bhs Latin ).
2.     Iblis ( Diabolos, ynn ), penuduh , pemfitnah, ( + pembohong ).
3.     Setan ( Shatan, ibr ), musuh ( + lawan, penentang ).
Nama Lusifer menurut bahasa Ibrani dalam kitab Yesaya 14 : 12, berarti “ Helel “dari akar kata “ Halal “ yang berarti, “ Menjadi bercahaya, menjadi indah, merayakan, memuliakan, menjadi termasyur “ , kemudian kata ini menjadi “ Haleluyah “ ( puji Tuhan ). Sehingga nama ini juga menjadi “ Favorit “ ( kesayangan ) atau “ kesayangan dari terang “ ( Bnd : II Korintus 11 : 14 ). Gambaran keindahannya dan kejatuhannya tertulis di Yehezkiel 28 : 1 – 19, Yesaya 14 : 4 – 23.
B.  MUSIK DARI TUHAN DAN UNTUK TUHAN.
Alasannya :
1.  Kristus yang menciptakan musik.
2.  Untuk maksud khusus yaitu pujian dan penyembahan kepada Tuhan Allah ( Wahyu 4 : 11 )
3.  Allah juga bernyanyi dan menyukai musik ( Zefanya 3 : 17 )
4.  Yesus juga bernyanyi ( Matius 26 : 30, Ibrani 2 : 12b )
Catatan  : Bukan untuk ketenaran, bukan sekedar untuk kesenangan, bukan untuk gereja, bukan untuk orang Kristen, tapi hanya untuk Tuhan Allah. 
C.  ETIMOLOGY & TERMINOLOGY MUSIK.
Etimology ( asal usul kata ) musik dari kata Yunani “ Sumphoria “ artinya, “ Berbunyi bersama-sama “ ( Bnd : Lukas 15 : 25, Daniel 3 : 5, 7, 10, 15 ).
Terminology ( istilah ) “ musik ” menyangkut ilmu keahlian untuk mengungkapkan gagasan bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni.
Menurut Webster’s Dictionary : “ Musik adalah ilmu atau seni dalam menyusun nada-nada dan bunyi secara teratur untuk menghasilkan suatu bentuk yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan “ .
R.G. Essrcher : “ Musik adalah suatu gerakan dan dalam totalitasnya, musik memiliki sifat-sifat ritmis, melodis, dan Harmoni “. Ini merupakan suatu unsur dalam suatu lagu.
D.  MUSIK DALAM ALKITAB.
Secara “ essensial “ suara Firman Allah telah menciptakan semesta alam dan isinya. Suara manusia menggemakan  “ Eksestensi “ ciptaan Allah. Musik adalah bagian dari kebudayaan yang di ciptakan Tuhan Allah, maka secara theology musik adalah “ prakarsa “ dari Allah sendiri ( Kejadia 2 : 19 ). Alkitab bukan buku pengetahuan musik, tetapi segala kebenaran dan keindahan musik yang dikehendaki Allah seluruhnya ada dalam Alkitab.
Musik mempunyai peranan penting dalam hidup sosial budaya dan ibadah orang Israel .
1.  Dalam kehidupan sosial.
v Saat-saat sedang bergembira karena menang perang, biasanya di sertai tari-tarian ( Keluaran 15 : 1, Hakim-hakim 5 : 1, II Tawarikh 20 : 28,
v Saat-saat pesta memetik anggur. ( Yesaya 16 : 10 ).
v Saat-saat perkabungan ( II Sanuel 1 : 18 – 27, Matius 9 : 23 )
2.  Dalam ibadah Israel.
v Penyanyi dan pemusik Lewi diberi perhatian khusus dan fasilitas penunjang agar dapat berkonsentrasi, mempersiapkan diri tampil maksimal dalam pelayanan pujian ( I Tawarikh 9 : 33 ).
v Ibadah musikal petahbisan Bait Allah yang didirikan Salomo mengakibatkan “ Kemuliaan Allah “ memenuhi Bait Allah tersebut. ( I Raja-raja 8 : 10, 11 ).
v Dibentuknya 2 paduan suara untuk mengisi dan memeriahkan secara seremonial “ Pentahbisan tembok Yerusalem “ ( Nehemis 12 : 31 ).
v Tuhan Allah memberi sebuah lagu kepada Musa dan memerintahkannya untuk mengajarkan kepada bangsa Israel ( Ulangan 31 : 19 )
MENGAPA MUSIK MEMPUNYAI KEDUDUKAN YANG PENTING DAN DIHARUSKAN DALAM ALKITAB.
1.  Karena di sebut secara berulang-ulang.
v Sebanyak 839 ayat Alkitab menuliskan dan menekankan tentang musik. Tuhan Allah punya “ Karakter musik “ dan “ Perhatian yang tinggi “ . Dan Tuhan Allah adalah “ Allah musik
2.  Karena musik bernilai kekal.
v Musik sudah ada sejak dunia ini di ciptakan ( Ayub 38 : 4 – 7 ). Missionaris, pendeta, gembala, penginjil, akan “ berhenti “ tetapi pemuji Tuhan akan terus menerus menyani sampai selama-lamanya ( Wahyu 4 : 9 – 11, 15 : 3, 4 )
3.  Karena musik mendapat perhatian secara khusus.
v Daus ( I Tawarikh 6 : 31 – 55 )
v Nehemia ( 11 : 22, 23 )
Catatan : Pelayan musik sama perannya dengan pelayan Tuhan yang lain, sama-sama bertanggung jawab kepada Tuhan Allah.
4.  Karena perintah untuk menghadap kepada Tuhan Allah.
v “ Datang kehadapan-Nya dengan sotak sorai “ Mazmur 100 : 2 )
Sorak sorai ( NIV ), “ Joyful “ artinya “ Nyanyian suka cita
v “ Nyanyian syukur, bersorak sorai bagi-Nya dengan mazmur “ ( Mazmur 95 : 2 )
v  “ Masuk...dengan nyanyian syukur “ Mazmur 100 : 4 )
v Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan...”  ( Mazmur 96 : 1 )
E.  PENGOBATAN DENGAN TERAPI MUSIK.  
Dokter ahli di rumah sakit “ Veteran “ di Lyons, New Jersey, Ia menemukan bahwa musik sangatlah manjur untuk menanggulangi ketegangan dan gangguan mental. Amnesia ( hilang ingatan ) juga dapat di obati melalui musik. Dr, Mitchell I. Gaynor MD , dalam bukunyaThe sound of healing “ mengatakan bahwa musik memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai fungsi secara fsikologis. Antara lain  :
1.     Mengurangi kecemasan – detak jantung dan saluran pernapasan.
2.     Mengurangi komplikasi jantung.
3.     Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
4.     Meningkatkan pengangkut sel kekebalan tubuh.
5.     Menurunkan hormon stress selama masa percobaan medis.
6.     Meredakan peningkatan rasa sakit secara alamiah.
F.  MUSIK ALAT SENJATA PELAYANAN YANG AMPUH.
1.     Daud mengusir roh jahat dari diri Saul ( I Samuel 16 : 14 – 23 ).
2.     Untuk mematahkan belenggu dan mengatasi masalah ( KPR 16 : 25 – 34 ).
3.     Menghancurkan pertahanan musuh ( Yosua 6 : 20 ).
4.     Memerangi musuh ( II Tawarikh 20 : 22 )
G.  FOKUS PELAYANAN & TANGGUNG JAWAB PELAYANAN MUSIK.
1.  Fokus pelayanan.
Hebat, terampil, mahir, atau ahli bukanlah pusat dari kegiatan pelayanan musik.  “ Pusat “ mereka adalah Tuhan Allah sendiri ( I Tawarikh 16 : 23, 23 : 30, 25 : 3, 7 ). Pelayan musik atau paduan suara yang “ fokusnya “ hanya dan mengandalkan Tuhan Allah, membuat Dia berkenan kepada musik atau paduan suara tersebut, maka Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya saat itu juga. Seperti Tuhan memenuhi Bait Allah sehingga membuat mereka yang hadir tidak tahan berdiri ( II Tawarikh 5 : 12 – 14 )
2.  Pelayanan musik dipilih dan ditetapkan.
Tuhan menetapkan untuk pelayan ini hanya boleh dari keturunan Lewi saja. Maka pelayanan ini merupakan pelayanan yang mulia dan kudus, tidak semua orang dapat terlibat di dalamnya. Mereka hendaknya merupakan orang-orang pilihan Tuhan ( II Tawarikh 20 : 21 ). Pentingnya pelayanan ini nampak terlihat dari pakaian yang dikenakannya ( I Tawarikh 15 : 27 )
3.  Tanggung jawab pelayan musik.
v Sedia. ( I Tawarikh 6 : 31 )
Dari zaman Daud sampai Salomo, puji-pujian yang dinyanyikan oleh pelayan musik dikerjakan dengan setia dan tekun.
Catatan  :  Keluhan dan persoalan yang sering timbul dalam paduan suara adalah karena “ tidak setia “ dan “ tidak tekun “ nya  anggota dalam berlatih.
v Kembangkan keterampilan.
1.     Segenap kekuatan dan kemampuan ( Profesional ), ( II Tawarikh 30 : 21 ).
2.     Jumlah mereka 288 orang meski mereka ahli seni, tua dan muda, guru dan murid, tetapi mereka tetap setia dan tekun berlatih ( I Tawarikh 25 : 7, 8 )
v Menjaga kekudusan.
“ Sebab orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya daripada imam “ ( II Tawarikh 29 : 34 ).
Sebagai tim paduan suara atau pemain musik memang meningkatkan ketrampilan itu sangat penting, tetapi kekudusan hidup jauh lebih penting dan itu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pelayan musik dalam gereja Tuhan. Kemampuan bermain musik, pujian paduan suara dan kekudusan merupakan dua hal yang penting saling membutuhkan yang harus di usahakan dan di kembangkan secara seimbang dan harmonis.
                                                         Oleh :       Pdt.  Robby Elisa , MA.